Site icon NewsIndonesian

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Dijadwalkan Kunjungi Indonesia pada 11-12 Februari 2025

Jakarta – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 11-12 Februari 2025. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Roy Soemirat, mengonfirmasi bahwa Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, akan menyambut kedatangan Erdogan. Kunjungan ini memiliki agenda penting, di antaranya pertemuan bilateral dan pelaksanaan perdana High-Level Strategic Cooperation Council (HLSCC) antara Indonesia dan Turki.

HLSCC adalah forum kerja sama bilateral tertinggi yang dipimpin langsung oleh kepala negara, yang bertujuan untuk membahas isu-isu strategis yang menjadi perhatian bersama kedua negara. Roy Soemirat menjelaskan bahwa forum ini merupakan wadah untuk membicarakan topik-topik penting secara komprehensif.

“HLSCC adalah forum bilateral reguler tertinggi yang dipimpin langsung oleh kepala negara, sehingga semua isu strategis dapat dibahas secara menyeluruh,” ungkap Roy kepada media pada Jumat, 7 Februari.

Forum ini pertama kali dideklarasikan pada KTT G20 di Bali pada 2022 dan menjadi mekanisme kerja sama tertinggi antara Indonesia dan Turki. Selain Indonesia, Turki juga memiliki forum serupa dengan 21 negara lainnya.

Profil Presiden Recep Tayyip Erdogan

Recep Tayyip Erdogan lahir di Istanbul pada 26 Februari 1954. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Administrasi Universitas Marmara pada 1981. Erdogan dikenal sebagai tokoh politik paling berpengaruh di Turki. Ia menjabat sebagai Presiden Turki sejak 28 Agustus 2014, setelah sebelumnya menjadi Perdana Menteri Turki selama lebih dari satu dekade, dari 2003 hingga 2014.

Sebagai salah satu pendiri Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan memainkan peran utama dalam mengubah lanskap politik Turki. Ia memimpin AKP sejak didirikan pada 2001 hingga 2014, dan tetap menjadi figur sentral dalam politik Turki hingga saat ini. Sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri, Erdogan menjabat sebagai Wali Kota Istanbul (1994-1998), di mana ia berhasil mencatatkan berbagai prestasi signifikan, meskipun sempat dipenjara selama empat bulan pada 1999 karena tuduhan menghasut melalui puisi.

Erdogan terpilih sebagai Presiden Turki melalui pemilu langsung pada 2014, dan kembali terpilih pada 2018 setelah amandemen konstitusi yang mengubah sistem pemerintahan Turki menjadi sistem presidensial.

Hubungan Bilateral Indonesia-Turki

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki terus berkembang pesat, dengan kunjungan kenegaraan yang saling mempererat hubungan antara kedua negara. Presiden Joko Widodo mengunjungi Turki pada 2017, di mana ia disambut dengan upacara kenegaraan yang melibatkan pasukan berseragam Ottoman, simbol sejarah Turki yang kaya. Sebaliknya, Presiden Erdogan terakhir kali mengunjungi Jakarta pada 2015.

Pada Agustus 2019, Erdogan mengonfirmasi niatnya untuk memenuhi undangan Presiden Jokowi guna berkunjung ke Indonesia pada awal 2020. Dalam pertemuan di Osaka, Erdogan menyampaikan rencana tersebut dan meminta persiapan intensif dilakukan melalui komunikasi dengan tim kepresidenannya.

Kunjungan Erdogan pada Februari 2025 diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Turki. Selain itu, pelaksanaan perdana HLSCC diharapkan dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk memperdalam kerja sama di berbagai sektor, termasuk ekonomi, politik, dan budaya. Kunjungan ini diharapkan tidak hanya mempererat hubungan bilateral, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas regional dan global.

Baca Juga : Retno Marsudi Resmi Bergabung sebagai Komisaris Independen PT Vale Indonesia